Mengetahui Unit Availibily Alat Berat dan Cara Menghitungnya

kesiapan alat

Unit availability atau ketersediaan unit adalah salah satu faktor penting dalam pengoperasian alat berat seperti excavator, bulldozer, crane, dan lain-lain. Unit availability menggambarkan seberapa sering alat berat dapat digunakan dalam kondisi yang baik dalam suatu periode waktu tertentu.

Untuk mengetahui unit availability alat berat, Anda dapat menghitung berapa lama alat tersebut tersedia untuk digunakan dibandingkan dengan total waktu yang tersedia dalam suatu periode. Berikut adalah cara menghitung unit availability alat berat:

  1. Hitung total waktu yang tersedia dalam periode waktu tertentu. Misalnya, dalam satu bulan, total waktu yang tersedia adalah 720 jam (30 hari x 24 jam).
  2. Hitung total waktu alat berat tersebut tersedia untuk digunakan dalam periode waktu tersebut. Misalnya, alat berat tersebut tersedia untuk digunakan selama 600 jam.
  3. Hitung unit availability dengan membagi waktu alat berat yang tersedia dengan total waktu yang tersedia. Dalam contoh ini, unit availability adalah 83,3% (600 jam รท 720 jam x 100%).

Selain itu, penting juga untuk memperhitungkan waktu downtime atau waktu ketika alat berat tidak dapat digunakan karena perawatan atau perbaikan. Semakin sering downtime terjadi, semakin rendah pula unit availability alat berat tersebut.

Untuk mengoptimalkan unit availability, Anda dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan rutin pada alat berat. Dengan begitu, alat berat dapat digunakan dalam kondisi yang baik dan mengurangi kemungkinan downtime yang tidak terduga.

Demikianlah cara menghitung unit availability alat berat dan beberapa tips untuk meningkatkannya. Dengan memperhatikan faktor ini, pengoperasian alat berat dapat lebih efisien dan produktif.

Selain perawatan rutin, ada beberapa hal lain yang dapat membantu meningkatkan unit availability alat berat, antara lain:

  1. Menggunakan suku cadang atau komponen yang berkualitas tinggi. Suku cadang dan komponen yang berkualitas rendah cenderung memiliki masa pakai yang lebih pendek dan membutuhkan perbaikan atau penggantian yang lebih sering, sehingga dapat memperburuk unit availability.
  2. Mengoptimalkan jadwal operasi dan perawatan. Anda dapat merencanakan jadwal operasi dan perawatan alat berat sedemikian rupa sehingga downtime dapat diminimalkan dan alat berat selalu siap digunakan.
  3. Melakukan pelatihan dan peningkatan keterampilan operator. Operator alat berat yang terampil dan berpengalaman cenderung lebih mampu merawat dan mengoperasikan alat berat dengan baik, sehingga dapat meminimalkan kerusakan dan downtime yang tidak terduga.
  4. Memperhatikan kondisi lingkungan operasi. Faktor seperti cuaca, jenis tanah, dan tipe pekerjaan dapat memengaruhi kinerja alat berat. Memperhatikan kondisi lingkungan operasi dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai dapat membantu meningkatkan unit availability.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, Anda dapat meningkatkan unit availability alat berat dan memaksimalkan efisiensi dan produktivitas dalam pengoperasian alat berat.

Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan, penting juga untuk melakukan pemantauan dan analisis secara teratur terhadap kinerja alat berat. Dengan melakukan pemantauan dan analisis yang tepat, Anda dapat mengidentifikasi masalah atau kelemahan pada alat berat dan mengambil tindakan perbaikan atau perawatan yang diperlukan sebelum terjadi kerusakan yang lebih serius.

Baca juga : Mengukur performa maintenance alatberat dengan MTBF MTTR dan MTTF

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memantau kinerja alat berat antara lain:

  1. Monitoring data operasi dan kinerja alat berat. Banyak alat berat modern yang dilengkapi dengan sistem monitoring yang dapat memantau kinerja mesin, konsumsi bahan bakar, suhu mesin, dan sebagainya. Data ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja alat berat dan mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul.
  2. Inspeksi rutin dan pengujian alat berat. Inspeksi dan pengujian secara rutin dapat membantu mengidentifikasi masalah pada alat berat sebelum terjadi kerusakan yang lebih serius. Inspeksi dan pengujian meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan suara dan getaran, dan pengujian fungsional.
  3. Analisis data dan pemantauan tren. Dengan mengumpulkan data dari pemantauan kinerja dan inspeksi, Anda dapat melakukan analisis dan pemantauan tren untuk mengidentifikasi pola atau tren yang muncul. Misalnya, Anda dapat melihat apakah ada peningkatan downtime pada suatu alat berat dalam periode waktu tertentu, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi downtime tersebut.

Dengan melakukan pemantauan dan analisis secara teratur, Anda dapat memperbaiki kelemahan pada alat berat dan meningkatkan unit availability. Selain itu, pemantauan dan analisis juga dapat membantu meningkatkan efisiensi pengoperasian alat berat dan mengurangi biaya perawatan dan perbaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *