Nomor lambung sebagai indentitas alat pada proyek kontruksi sangatlah vital karena dengan nomor indentitas ini siapapun yang terlibat dalam pekerjaan proyek akan dengan sangat mudah menyebutkan suatu alat dengan spesifik tanpa tertukar dengan alat lain sejenis, banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan mudahnya melihat dan menyebutkan nomor lambung ini baik bagi pekerja di lapangan maupun bagi manajemen sebagai alat kontrol.
Nomor lambung begitulah biasanya orang menyebutnya, walaupun nyatanya penomoran tersebut tidak harus berada di lambung, bisa di bak belakang untuk dump truck, di kabin depan, atau dipintu untuk truk dan alat berat, atau dimanapun penempatannya yang penting mudah dilihat dan mudah diingat oleh siapapun, tidak harus orang dalam ( pekerja proyek ) namun oleh orang luarpun harus mudah diketahui.
Pada HEMS pemberian indentitas nomor lambung ini biasanya kami sebut dengan call nummber ( nomor panggilan ), ada beberapa metode pemberian indentitas bagi sebuah alat atau unit karena ada berbagai kepentingan didalamnya, misalnya nomo asset yang sangat diperlukan oleh accounting untuk indentifikasi fixd asset yang akan dihubungkan dengan pembebanan biaya dan investasi, ada pula nomor indentifikasi intern divisi yang biasanya terdiri dari beberapa digit yang cukup panjang ( ada yang memberikan indentitas sampai dengan 17 digit dan setiap digitnya mempunyai arti sendiri ).
Indentitas diatas itu benar adanya, namun bagaimana dengan penyebutan bagi orang proyeknya sendiri, misalnya bila terjadi kecelakaan ( maaf, mudah-mudahan tidak terjadi ) pada exca, orang dilapangan dengan sangat mudah melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan pada EX-03 , untuk menyebutkan Excavator nomor 3, dan orang manajemen akan dengan sangat mudah mencari indentitas detail alat tersebut dengan menggunakan key EX 03.
Kegunaan lain pemberian call number ini adalah untuk pengawasan, pada sebuah proyek besar yang didalamnya bekerja beberapa vendor dan subcon, sangat dimungkinkan terdapat beberapa alat yang secara fisik terlihat sama, misalnya truk Fuso dengan warna yang sama, atau alat lain yang type dan merknya sama, sangat memudahkan bila alat internal memiliki call number sehingga sangat mudah diawasi, misalnya truk yang masuk dan keluar proyek , milik sispakan dia ? dengan call number semua nya dapat teratasi.
Ada hal lain yang jauh lebih penting dari kegunaan call number ini …
Header atau gambar diatas menunjukkan truk trailer dimana bak dan kepalanya bisa dipisahkan, atau yang lebih nyata pada truck gandeng, artinya sangat dimungkinkan kepala dan bak bisa saling tukar, itulah pentingnya call number kepala KT-03 dan bak dengan nomor BT-02 suatu saat KT-03 dapat berpasangan dengan BT-03, dan pasangan ini dengan sangat mudah dapat dimonitor oleh manajemen walaupun tempatnya sangat jauh.
Sumber : Teknologi dan Manajemen Alat berat – e learning PT. PP ( Persero ) tbk
Nah ini fungsi yang lebih pentingnya dari call number ini, kita ambil contoh pada perusahaan rental, dimana perusahaan tersebut dapat merentalkan BP ( baching plant ), AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau TC ( Tower crane ), dimana alat-alat tersebut merupakan gabungan dari beberapa alat lain, misalnya pada BP ada silo, bin dan lain-lainnya, call number ini akan berguna bagi perusahaan untuk mengetahui elemen apa saja yang tergabung dalam alat tersebut, jadi misalnya sustu hari BP akan ditambah silo dan bin nya, maka manajemen pun dengan sangat mudah untu memonitornya.
Begitu juga untuk TC ( tower Crane ) , AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau alat lain yang bersifat gabungan beberapa elemen alat, masing-masing elemen alat harus diberikan call number sendiri-sendisi, silahkan ….