Pengelompokan Asset Peralatan pada perusahaan Kontraktor dan Tambang

 
Pada perusahaan yang operasionalnya berbasis armada yaitu perusahaan yang mngendalkan kesiapan peralatan untuk opersional usahanya maka asset terutama fixed asset pada kelompok kendaraan dan peralatan harus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : kelompok peralatan produksi dan kelompok peralatan non produksi.
 
 
Sebagai penjelasan mengenai peralatan disini adalah seluruh barang milik perusahaan atau yang dikuasai penggunaannya oleh perusahaan baik untuk membantu operasional perusahaan ataupun sebagai faktor produksi, baik sebagai faktor uatam ataupun sebagai pendukung produksi.
 
 
Kelompok peralatan produksi
 
 
Yaitu kelompok peralatan yang digunakan secara langsung dalam operasional produk perusahaan, misalnya kendaraan proyek seperti dump truck, mixer truck, concrate pump truck, perlatan mesin.
 
 
Pada kelompok peralatan produksi ini pun terbagi menjadi 2 bagian yaitu perlatan yang memerlukan perawatan khusus dan rutin seperti alat berat, excavator, dozer, loader dan sebagainya, juga kendaraan yang melibatkan produksi secara langsung, seperti dump truck, water truck, tanki,
 
 
Disamping itu ada kendaraan pendukung produksi, misalnya seperti LV, bus karyawan untuk mengantar ke site, sepeda motor di site dan sebagainya.
 
 
Selain yang berupa kendaraan ada juga peralatan berupa mesin, seperti genset, tower light, jack hammer, dongkrak, pallet lift dan sebagainya.
 
 
Masih ada lagi kelompok lain terutama pada perusahaan kontraktor yaitu unit pendukung produksi, seperti scafolding, plat kapal , container kantor dan gudang dan sebagainya.
 
 
Kelompok peralatan non produksi
 
 
Kelompok ini adalah peralatan yang tidak berhubungan dengan produksi atau lapangan atau site. seperti kendaraan operasional, peralatan kantor atau inventaris.
 
 
 
Mengapa harus dibedakan dengan kelompok-kelompok tersebut ?
 
 
Karena masing-masing kelompok tersebut mempunya karakter sangat berbeda : 

Kelompok produksi disamping memrlukan biaya perawatan dan operasional namun peralatan ini juga menghasilkan, sehingga perhitungan jam kerjanya disamping berkaitan dengan effesiensi biaya perawatan dan operasional , namun jam kerja atau waktu kerja dipergunakan juga untuk perhitungan biaya sewa. 

Pada banyak perusahaan divisi peralatan ini dibedakan dengan divisi proyek, sehingga penggambaran alokasi biayanya dengan jalan divisi proyek diperhitungan biaya sewa alat oleh divisi peralatan

 
 
Divisi peralatan mencatat jam kerja sebagai pendapatan sewa, baik itu berasal dari perlatan produksi ataupun peralatan pendukung produksi, namun ada perbedaan yaitu pada sisi biayanya, pada peralatan produksi terdapat biaya perawatan dan operasional sebagai lemen pada COGS nya.
 
 
Pada divisi proyek, pembeda dari dua kelompok ini adalah pada sisi biayanya, karena pada peralatan produksi disamping biaya sewa , juhga terdapat biaya operasional seperti fuel dan operator, juga pada biaya mobdemob dan juga biaya setting ( pada tower crane ) terdapat biaya dismantling, erection dan material pendukung.
 
 
Kesemua biaya tersebut tentu saja akan berhubungan dengan terbentuknya biaya harga pokok proyek.
 
 
Pada kelompok perlatan non produksi lebih simpel karena kelompok ini baik biaya operasional maupun perawatannya dibebankan sebagai biaya umum dan tidak berhubungan dengan biaya proyek. 

Pada implementasi ( penerapan ) sistem manajemen peralatan menggunakan HEMS ( Heavy Equipment Management System ) yaitu system manajemen operasional dan perawatan kendaraan dan alat berat, dapat dilihat disini 
 
 
 
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *